Saturday, July 10, 2010

PERJALANAN SINGKAT RASULULLAH SAW....Dimanakah kita??

“Dialah yang mengutus Rasul-Nya(dengan membawa) petunjuk (Al Quran) dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya”. [TMQ At Taubah(9):33]

"Sesungguhnya pada (diri) RasuluLlah itu menjadi contoh yang paling baik untuk (menjadi ikutan) kamu". (Al-Ahzab 33 :21)


Bagi kaum Muslim, Rasulullah saw. jelas menempati tempat yang sangat istimewa. Betapa tidak, Rasulullah saw. telah menyelamatkan umat manusia dari kehancurannya dengan membawa risalah Islam dari Allah Swt. Dengan risalah yang diperjuangkan, diemban, dan diterapkan oleh Rasululllah saw, Islam hadir di tengah-tengah manusia. Rasulullah saw. adalah pemimpin segala bidang. Ia pemimpin umat di masjid, di dalam pemerintahan, juga di medan pertempuran. Ia tampak seperti psikolog yang mengubah jiwa manusia yang biadab menjadi beradab. Ia juga seorang politikus yang berhasil menyatukan suku-suku bangsa hanya dalam waktu kurang dari seperempat abad. Ia juga pemimpin ruhani yang melalui aktivitas peribadahannya telah mengantarkan jiwa pengikutnya ke alam kelezatan samawiyah dan keindahan suasana ilahiah. Bahkan sahabat sendiri sulit menceritakan bagaimana kemuliaan sosok Rasulullah saw. Saat seorang Yahudi datang menemui Khalifah Umar bin Khaththab ra. yang bertanya kepadanya tentang akhlak Rasulullah, Umar tidak mampu menjawabnya dan menyuruh Yahudi itu menemui Bilal ra. Bilal pun sama. Dia menyuruh Yahudi itu mendatangi Ali bin Abi Thalib yang sejak kecil sudah mengenal Rasulullah saw., bahkan ia sering tidur bersama beliau. Ali malah balik bertanya kepada Yahudi itu, “Lukiskanlah keindahan dunia ini, akan aku gambarkan kepadamu akhlak Nabi Muhammad saw.” Laki-laki itu menyatakan, ia tidak sanggup. Ali pun menukas, “Kamu tidak mampu melukiskan keindahan dunia ini, padahal Allah Swt. telah menyaksikan betapa kecilnya dunia ini ketika Dia berkata:
Katakanlah: keindahan dunia ini kecil. (QS an-Nisa’ [4]: 77).”

Artinya, menggambarkan keindahan dunia yang sebenarnya kecil ini saja sulit, apalagi menggambarkan keluhuran dan kemuliaan Rasulullah saw. Teringat kami sebuah kisah, diwaktu ajal baginda sudah semakin hampir, Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Ayoh kita renung-ranungkan, sejauh mana keadaan ummat islam hari ini, Sejauh mana cintanya ummat islam hari ini kepada Rasulnya, yang menyebut-nyebut ummati-ummati-ummati. Ummatku, ummatku, ummatku. Kita fikirkan dimanakah DIri kita, dimanakah sifat kasih kita, sifat cinta kita kepada Rasulullah yang mensyariatkan Islam, menegakkan Islam, berjuang memenangkan Islam, dimanakah pula diri kita sewaktu saudara kita meminta pertolongan, dimanakah diri kita sewaktu agama ini lemah, longlai, di injak, di herdik, tanpa pembelaan, dimanakah kita sewaktu wanita menjadi mangsa exploitasi kapitalisma yang menggigit, dan mencengkam.? Dimanakah kita sewaktu Rasulullah di hina? Dimanakah kita sewaktu agama ini memerlukan para mujahid, para kawafilud du’at, para penyambung risalah baginda untuk kembali ia dimenangkan? Ayoh saudaraku!! Ayoh Para pejuang-pejuang Islam! Ayoh para muslimin dan muslimat! Kita kembali kepada islam! Kembali menuruti syariatnya! Kembali kepada fitrahnya!!! Sebelum waktunya terlambat!!!!

No comments:

Post a Comment